Senin, 15 Juni 2015

PILIHAN PUISI LOMBA MUSIKALISAKI PUISI KAT 16-20 TAHUN. AMUK TEATER LKK UNIMED

SAJAK SAYANG NA SIPUANG
karya: M. RAUDAH JAMBAK

tetabuh gonrang sipitu-pitu, pada mandiguri
tetabuh gonrang sidua-dua, pada mangililiki
kami gualkan
kami tarikan
untukmu kekasih hati
o, na sipuang, na sipuang
(onaha... i huda-hudai do namatei...)
engkau adalah ibu yang tak pernah kehilangan kasih
engkau adalah ibu yang tak pernah kehilangan sayang
melalui kibasan enggang doa-doa dilayangkan
melalui hembusan angin harapan diterbangkan
adakah lebih indah dari cinta seorang ibu
sejak kandungan harapan ditasbihkan
setelah lahir kasih mengalir seperti air
ketika dewasa menggudang segala cita
o, na sipuang, na sipuang
(sonaha...i toping-toping do namatei...)
ditalun-talun kisahmu tersiar
ditalun-talun kisahmu terkabar
di tanah ini kami mengobar mandillo tonduy
di tanah ini kami senandungkan urdo-urdo i
adakah yang lebih sedih dari tetes tangis ibu
tak sempat tasbihkan harapan
tak sempat mengalirkan kasih
tak sempat membaca cita-cita
o, na sipuang, na sipuang
kami tabuh gonrang
demi menjeput
segala riang
tetabuh gonrang sipitu-pitu, Pada mandiguri
tetabuh gonrang sidua-dua, Pada mangililiki
kami gualkan
kami tarikan
untukmu kekasih hati
2013


TANAH AIR
karya: Ali Hasjmi

I
Atas hamparan Samudera Hindia
Bertaburan pulau hijau semilau,
Diempasi ombak karang pantainya,
Itulah gerangan Tanah Airku.
Di situ daku dilahirkan Ibu,
Di situ tertumpah darah ke bumi,
Di situ daku menanti maut,
Di situ daku nanti berkubur.
Putuslah janji dalam hatiku,
Akan berjihad selama hayat
Untuk membela tanah tercinta,
tempat diri berutang budi
terikrar sudah sumpah setia,
Akan berbakti sampaikan mati,
Buat mengangkat tanah ulayat,
Ke puncak menara bahagia raya.

II
Di mana sawah membujur luas,
Serta ladang terbentang panjang,
Tempat petani menanam padi,
Indonesia Tanah Airku.
Dimana laut apas terpagar,
Serta danau berair tenang,
tempat nelayan mengail ikan,
Indonesia Tanah Airku.
Di mana luasnya rimba belantara,
Serta hutan hijau berdandan,
tempat peladang menebang kayu,
Indonesia Tanah Airku


JANGAN BILANG
karya: RAHIM QAHHAR

Jangan bilang : Indonesia hanya Soekarno-Hatta berteriak merdeka
di Pegangsaan Timur tujuhbelas Agustus empatlima

Indonesia adalah ratusan kaki napaktilas di daerah selatan
bersandingbahu bergantian menandu paru-paru Pak Dirman
tak satu pun urung atau menoleh ke belakang

Jangan bilang : Indonesia hanya Rudy bersama kawan berkibar
habis-habisan di gelanggang menimba airmata menang

Indonesia adalah Gombloh yang ompongkurus berteriak serak
merah darahku putih tulangku
Kristi menugal tanah merdeka melepas dara putih ke awan luka

Jangan bilang : Indonesia hanya Salim ahli sihir yang mahir
menyulap desa menjadi kotaraya atau melukis peta
sejarah purba menjadi peta semesta

Indonesia adalah iman meretas tali jajahan bersaksi bambu
mengalahkan meriam namun Nashar masih terus puasa malam
kanvasnya enggan tersentuh tangan dan Buyung menambal nasib
ke seberang teringat kalpataru jauh melayang

Indonesia adalah jutaan tangan siang malam mengemis asma Tuhan
minta sawah berbunga dan kebun tebu kukuh dalam petatua dunia
di mana pendekar sejarah bersumpah tak akan merubah
tanah pusaka di garis khatulistiwa

Indonesia adalah uratnadiku airmandiku gardujagaku jua
Chairil menjaga Bung Karno menjaga Bung Syahrir
menjaga Bung Hatta
aku menjaga siapa bila penerus mimpi dan pertapa
terlena diayun bunga-bunga surga

Jangan bilang : Indonesia harimau singa atau badak Sumatera
Indonesia bumijejakku tungkuapiku payungteduhku jua
Indonesia adalah nyawaku nyawamu nyawa ratusan juta jiwa
yang peluhlepuhnya bahana merdeka

Medan, 595


DIBAWA GELOMBANG
karya: Sanusi Pane

Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu,
Tidak berpawang, tidak berkawan,
Entah kemana aku ta’tahu

Jauh di atas bintang kemilau,
Seperti sudah berabad-abad;
Dengan damai mereka meninjau
Kehidupan bumi, yang kecil amat.

Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan angin didaun;
Suaraku hilang dalam udara,
Dalam laut yang beralun-alun,

Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu,
Tidak berpawang, tidak berkawan,
Entah kemana aku ta’tahu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar