PARA PELAKU
PROFESSOR
HARMO ATAU ASSISTEN PROFESSOR 1 ATAU SIAPA SAJA
MOKO ATAU ASSISTEN PROFESSOR 2 ATAU SIAPA SAJA
EKSPERIMEN NO 1
EKSPERIMEN NO 2
EKSPERIMEN NO 3
PANGGUNG
BERSUASANA LABORATORIUM. KALAU TOH TIDAK TERLIHAT PERSIS, TIDAK APA-APA. YANG
PASTI DI RUANGAN ITU ADA SEBUAH MEJA DAN BEBERAPA BUAH KURSI. DI ATAS MEJA
TERDAPAT GELAS-GELAS UKUR, BEJANA, SELANG-SELANG TEMPAT UKUR CAIRAN KIMIA DAN
ALAT LABORATORIUM LAIN.
SEMENTARA
DI SALAH SATU POJOK RUANGAN TAMPAK MAKHLUK-MAKHLUK HASIL EKSPERIMEN PROFESSOR.
DIAM TAK BERGERAK.
SUARA
PROFESSOR TERDENGAR DI KEJAUHAN MENYANYIKAN LAGU TOP TEN TERKINI. MAKIN LAMA
SUARA PROFESSOR MAKIN MENDEKAT. PROFESSOR DENGAN MUKA YANG KUSUT DAN LELAH
TERGOPOH-GOPOH MASUK RUANGAN DENGAN MEMBAWA SEBUAH EMBER BERISI AIR.
PROFESSOR
Pikiran memang tidak pernah adil. Semakin tua
pikiran, semakin cerewet dia.
(memanggil assistennya)
Harmo! Moko!
(Assisten
masuk )
Kenapa kalian selalu alpa mengerjakan tugas kalian?
Kemana saja kalian selama saya tinggal? Bukankah kalian tahu bahwa
eksperimen-eksperimen saya tidak boleh ditinggalkan meski hanya beberapa menit?
(Assisten
diam. Setelah professor selesai ngomel, baru mereka bergerak mengambil ember
yang dibawa professor. Setelah ember di beri semacam cairan yang sangat bau,
salah seorang assisten segera mengepel ruangan lab. Sementara sang professor
asyik mengamati makhluk eksperimennya.
Selesai mengepel
ruangan, sehingga seluruh ruangan bau, assisten kembali diam di salah satu
pojo).
Harmo! Moko! Sekarang kita amati bersama
perkembangan eksperimen-eksperimen kita hari ini.
(Professor memukul lonceng yang berada di salah
satu pojok ruangan. Saat lonceng dipukul satu kali, eksperimen no 1 bergerak
perlahan)
Eksperimen no 1, ikuti kata-kata saya.
EKSPERIMEN NO 1
Eksperimen no 1, ikuti kata-kata saya.
PROFESSOR
Bukan begitu, maksud saya…
EKSPERIMEN NO 1
Bukan begitu, maksud saya…
PROFESSOR
Goblok! Dengar!
EKSPERIMEN NO 1
Goblok! Dengar!
PROFESSOR MARAH, DIPUKULNYA LONCENG SATU
KALI. EKSPERIMEN NO 1 DIAM TAK BERGERAK.
PROFESSOR
Harmo, kasih dia injeksi inisiatif. Setengah cc
saja, tidak usah banyak-banyak. Sebab kalau terlalu banyak nanti bisa menghasilkan
makhluk-makhluk yang kritis. Dan itu berbahaya bagi kita.
HARMO
MENYUNTIKAN CAIRAN INISIATIF, HANYA SETENGAH CC. PROFESSOR
MEMUKUL KEMBALI LONCENG 1 KALI. EKSPERIMEN NO 1 KEMBALI BERGERAK.
EKSPERIMEN NO 1
Saya goblok. Saya dengar. Inisiatif. Inisiatif.
Goblok. Dengar.
PROFESSOR
Bagus. Sekarang coba eja huruf-huruf ini…
EKSPERIMEN NO 1
I.. en.. I …ini …. Be…A….Be… I….babi….ini babi..
PROFESSOR
Bagus..coba yang ini….
EKSPERIMEN NO 1
Es…A…sa…Ye…A…ya…Saya
PROFESSOR
Sempurna! Coba yang ini …
EKSPERIMEN NO 1
Te…U..tu…Ha..A..ha..nxccytrfghh..tuha..njgtfcdxczv..
Saya…bagus….saya…goblok….saya…dengar….inisiatip…inisiatip…saya..babi..goblok….dengar…babi….
PROFESSOR MARAH, DIPUKULNYA LONCENG SATU
KALI. EKSPERIMEN NO 1 DIAM TAK BERGERAK.
PROFESSOR MENGAMATI EKSPERIMEN NO 3.
RAGU-RAGU DIA MAU MEMUKUL LONCENG MELIHAT WAJAH EKSPERIMEN NO 3 YANG TEGANG.
PROFESSOR
Moko, ambil cairan kesabaran! Tampaknya eksperimen
no 3 kurang injeksi cairan kesabaran!
MOKO
Ini, prof.
PROFESSOR
Bagus. Injeksi dia lewat vena. Hati-hati. Jangan
over dosis, sedikit saja. Sebab kalau terlalu banyak nanti hanya akan
menghasilkan makhluk-makhluk yang pasrah dan nrimo.
PROFESSOR
MEMUKUL LONCENG YANG BERADA DI SALAH SATU POJOK RUANGAN. SAAT LONCENG DIPUKUL
DUA KALI, EKSPERIMEN NO 2 BERGERAK PERLAHAN, MAKIN LAMA MAKIN CEPAT. GERAKANNYA
SANGAT LINCAH DAN ATRAKTIF. PROFESSOR DAN ASSISTENNYA TERKEJUT. MEREKA TERPAKU
DI SALAH SATU POJOK.
EKSPERIMEN NO 2
Hallo. Any body at home? Mana coca cola? Ai haus,
nih. Mana donat, mana fried chicken? Ai laper, nih.
PROFESSOR
Hallo, nampaknya you sangat mewakili anak muda masa
kini. Energik, bergairah dan meluap-luap.
EKSPERIMEN NO 2
Oo pasti. Ei, siapa you orang tua?
PROFESSOR
Aha. Saya yang telah mengenalkanmu dengan coca cola,
mtv, donat, fried chicken dan sudah tentu membekalimu dengan moral pancasila.
EKSPERIMEN NO 2
Sempurna. Boleh saya panggil papi? Tentu boleh dong,
orang tampan ga mungkin nolak ai panggil papi. Ok. Pap, malam ini ai pingin
keluar ke mall trus cabut ke café mungkin pulangnya agak malam. Ya jam dua jam
tiga lah. Mumpung malem minggu. Eh, tapi besok malem Senen juga, malem Selasa
iya. E, malem Rebo kebetulan ada yang ultah, trus malem Kamis ada kencan ama
Robby. Nah malem Jumat baru ai pulang agak sore..ya jam satuan lah. Boleh ya,
pap. Boleh, dong.
PROFESSOR
O o dengar anak muda, kita hidup di negeri yang
penuh norma-norma ketimuran. Tak baik bagi anak muda seperti kamu keluar sampai
larut malam. Apalagi sering berganti pasangan. Apalagi mojok di kegelapan.
Apalagi pakai obat-obatan yang memabukan. Tak baik bagi kesehatan.
EKSPERIMEN NO 2
Ah papi..pikiran papi udah kedaluwarsa deh,
ketinggalan kereta. Kami, anak muda tak kenal lagi barat timur. Bagi kami barat
itu lezat timur itu nikmat. Apa yang ada di depan mata itulah santapan. Semua
yang kami inginkan mesti tersaji cepat. Instant. Kalau mungkin, saat ini kami
inginkan, menit berikutnya terwujud di depan mata. Jujur, kami enggan kerja
yang melelahkan. Toh, hidup mesti dinikmati.
PROFESSOR
Anak muda, tidak ada sesuatu yang bisa diwujudkan
tanpa bekerja keras, tanpa berusaha. Bagaimana you akan menjadi bila semua
ingin dilayani?
EKSPERIMEN NO 2
Bicara dengan orang tua memang tak pernah nyaman.
Papi, dengar ya.. bagi kami rock n roll telah mati, sekarang telah berganti industrial,
hip hop bla..bla..
Bagi kami norma adalah bla..bla..bla…
Bagi kami rasa hormat adalah bla…bla…
Bagi kami cinta adalah bla..bla..
PROFESSOR
MARAH, DIPUKULNYA LONCENG DUA KALI. EKSPERIMEN NO 2 DIAM TAK BERGERAK.
PROFESSOR
Harmo! Moko! Cepat suntik dengan setengah cc cairan
kesadaran dan campur dengan dua pertiga cc cairan kesederhanaan.
(Harmo dan Moko cepat-cepat menyuntik eksperimen
no 2)
Sangat sulit dibayangkan. Bila generasi muda di
negeri ini seperti eksperimen saya nomor 2 Akan diarahkan kemana kapal bangsa
ini atau akan dibiarkan karam di sapu badai kemajuan?
PROFESSOR
Harmo, Moko kalian jaga mereka. Ingat jangan sampai
kalian lengah barang beberapa menit. Saya akan menghirup udara sebentar.
PROFESSOR
KELUAR RUANGAN. TINGGAL ASSISTEN PROFESSOR DI DALAM RUANGAN. HARMO SIBUK
MENGAMATI MAKHLUK-MAKHLUK EKSPERIMEN DAN MOKO MERACIK FORMULA-FORMULA KIMIA.
HARMO
Berapa tahun kita telah bergelut dengan
formula-formula ini?
(Moko Tetap
asyik meracik formula)
Berapa tahun kita telah bersetubuh dengan
makhluk-makhluk ini?
MOKO
Tak pernah aku hitung.
HARMO
Hampir dua pertiga usiaku aku habiskan di
laboratorium ini. Sedang sepertiga lainnya menjadi masa laluku yang gelap.
Engkau?
MOKO
Tak pernah ku ingat.
HARMO
Aku muak. Aku bosan dengan segala ocehan orang tua
sok pintar itu.
MOKO
Hei, apa yang kau katakan barusan?
HARMO
Aku bosan dengan segala ocehan orang tua sok pintar
itu.
MOKO
Kenapa mesti bosan? Kalau kita sadar segala omongan
dan kemarahan professor semuanya itu ada gunanya bagi kita.
HARMO
Sementara kita menjadi robot-robot yang harus ke
sana, harus ke sini.
MOKO
Itu wajar. Sebab kita masih belajar.
HARMO
Dengar kawan, dua pertiga usia kita telah kita
habiskan dengan formula-formula yang tak pernah sempurna.
MOKO
Kesempurnaan ada karena ketidak sempurnaan.
HARMO
Dan bila ketidak sempurnaan itu terjadi, lantas kita
berdua yang disalahkan dan dimaki?
MOKO
Itu pantas sebab kita yang mengerjakan.
HARMO
Aku ingin mencapai kesempurnaan.
MOKO
Ya, semua orang pasti menginginkan itu.
HARMO
Aku menginginkannya sekarang.
MOKO
Apa?
HARMO
Aku menginginkannya sekarang.
Dengar kawan, tak perlu lagi kita menunggu waktu.
MOKO
Hei, kesempurnaan itu tercapai karena proses.
Perlahan-lahan.
HARMO (mengejek)
Perlahan-lahan. Kau sama saja dengan professor.
Perlahan-lahan. Proses. Persetan dengan proses!
MOKO
Ingat kata professor, kita tak boleh menyepelekan
proses.
HARMO
Persetan dengan professor.
Dengar kawan, sekian lama kita bergelut dengan
formula-formula ini. Kita yang langsung bereksperimen. Kita paham betul seluk
beluk formula-formula ini. Sudah saatnya kita coba sendiri hasil eksperimen
kita.
MOKO
Eksperimen kita? Kau salah. Kita hanya mengerjakan.
Jelas, formula-formula ini hasil pikiran professor.
HARMO
Kawan, sudah saatnya kita yang menguasai ini. Kita
yang akan menulisi ini dan kita yang mengendalikan makhluk-makhluk eksperimen
itu. Dan kemudian kita yang akan dikenang dunia.
MOKO
Sadarkah kau dengan apa yang kau ucapkan?
HARMO
Aku sadar dengan sesadar-sadarnya. Sehingga sekarang
aku tekadkan untuk menyuntikkan segala cairan ini ke makhluk-makhluk itu.
MOKO
Hentikan semua keinginanmu!
HARMO
Kau terlambat kawan! Aku telah menyuntik habis
cairan kesombongan dan inisiatif ke tubuh mereka.
MOKO
Kau! Tak akan ku biarkan! Aku akan laporkan semua
ini ke professor!
KELUAR RUANGAN
HARMO
Tunggu!
MENYUSUL KELUAR RUANGAN
SUARA MOKO
Kau telah melakukan kesalahan fatal!
SUARA HARMO
Siapa yang salah? Dengar! Aku sudah tidak sabar
ingin mencapai kesempurnaan!
SUARA MOKO
Aku harus laporkan ke professor!
SUARA HARMO
Dengar kawan, sekarang waktunya kita! Tak usah lagi
kita menjadi robot-robot professor!
SUARA MOKO
Tidak! Kalau aku tidak mau kau mau apa?
SUARA HARMO
Baiklah! Kalau itu maumu! Silahkan!
SAAT
HARMO DAN MOKO BERADA DILUAR RUANGAN, MAKHLUK-MAKHLUK EKPERIMEN PERLAHAN-LAHAN
KELUAR DARI RUANGANNYA. MEREKA SALING SUNTIK CAIRAN ANTARA SATU DENGAN YANG
LAINNYA.
BEBERAPA
SAAT KEMUDIAN MEREKA KEMBALI KE RUANGANNYA DAN DIAM.
HARMO(Masuk
menggendong tubuh Moko)
Sepertinya memang aku harus berbuat ini!
(Membuang
tubuh Moko di salah satu pojok ruangan)
Bila kata-kata tak bisa menjadi jalan diplomasi
hanya kekerasan yang mampu mengatasi.
Dan sekarang tinggal aku sendiri disini. Aku!
Ilmuwan terakhir abad ini yang berotak jenius dengan
kemampuan membaca masa depan yang tiada tara dan digabungkan dengan daya
imajinasi yang tinggi.
Ha, sekarang tiba saatnya sang jenius mengendalikan
semuanya!
(Harmo
memukul lonceng. Makhluk-makhluk eksperimen bergerak)
Sekarang kalian harus mengikuti apa perintahku.
Kalian dengar?
(Makhluk-makhluk
eksperimen serempak mengangguk-angguk)
Aku yakin kalian adalah yang terpilih untuk membawa
perubahan. Aku yakin perubahan tak mungkin sempurna bila perlahan-lahan dan
memakan waktu yang terlalu lama. Sekarang. bergeraklah kalian ke barat!
MAKHLUK-MAKHLUK
EKSPERIMEN BERGERAK. AWALNYA PERLAHAN LAMA KELAMAAN MAKIN TIDAK TERATUR DAN
SEMAKIN LIAR. MEREKA MENGANGKAT TUBUH HARMO DAN MELEMPARKANNYA KE RUANGAN YANG
GELAP.
EKSPERIMEN NO 3
Pikiran-pikiran tua kedaluwarsa.
EKSPERIMEN NO 2
Keliaran adalah segalanya.
EKSPERIMEN NO 1
Inisiatip. Kritis. Inisiatip.
MAKHLUK-MAKHLUK
EKSPERIMEN SEMAKIN LIAR GERAKANNYA. RUANGAN LABORATORIUM MENJADI BERANTAKAN.
MELIHAT ADA ORANG YANG TERGELETAK, MOKO, DI SALAH SATU POJOK RUANGAN MEREKA
MENGANGKATNYA BERAMAI-RAMAI DAN MEMBAWANYA KELUAR.
SEBELUM KELUAR RUANGAN, MOKO SADAR DARI
PINGSAN.
SUARA MOKO
Professor, tolooong!
PANGGUNG
GELAP SEKETIKA, JERIT MOKO MASIH TERDENGAR.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar